Dalam upaya memperkuat tata kelola organisasi berbasis digital, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi meluncurkan platform Digdaya Kepengurusan. Peluncuran ini dilakukan secara virtual oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf pada Kamis (29/5/2025) malam.
Peluncuran ini menjadi awal penting dalam proses transformasi digital NU, yang mencakup pendataan pengurus, integrasi kaderisasi, pengukuran kinerja, serta tata kelola organisasi yang lebih efisien, transparan, dan sistematis. Digdaya Kepengurusan merupakan bagian dari ekosistem digital Digdaya yang telah dimulai sejak Agustus 2024 melalui peluncuran Digdaya Persuratan. Kini, PBNU memperluas cakupan dengan fokus utama pada pendataan dan manajemen kepengurusan di semua tingkatan, mulai dari pusat hingga ranting dan anak ranting.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa sebagai organisasi besar, pengelolaan Nahdlatul Ulama harus dikelola dengan efektif dan efisien. Dengan hadirnya platform Digdaya ini, ia merasakan efektivitas dan efisiensi tata kelola organisasi yang semakin mudah.
“Setiap orang yang bergabung dan memanfaatkan platform ini pasti akan merasakan manfaatnya secara langsung,” ungkapnya.
“Saya sendiri sudah merasakannya. Platform ini membuat kerja kita jauh lebih efisien karena mengurangi beban biaya, dan juga lebih efektif karena dampaknya lebih terasa nyata,” katanya pada kegiatan yang diikuti oleh pengurus NU dari berbagai wilayah, cabang, hingga cabang istimewa di seluruh dunia ini.
Digdaya Kepengurusan ini, jelasnya, memiliki instrumen yang lebih lengkap dan canggih untuk merancang strategi organisasi secara lebih akurat. Nantinya akan terdeteksi peta kepengurusan dan personalia NU secara menyeluruh, mulai dari tingkat PBNU hingga ke ranting, bahkan anak ranting.
Fitur utama dari Digdaya Kepengurusan meliputi pendataan seluruh pengurus NU berdasarkan SK resmi. Setiap pengurus nantinya akan memperoleh Nomor Induk Anggota (NIA) yang dikeluarkan secara sistematis oleh PBNU. Selain itu, platform ini terintegrasi dengan sistem kaderisasi nasional (Siskader), yang memungkinkan pengecekan status kaderisasi setiap pengurus secara real-time dan otomatis.
Tak kalah penting, Digdaya Kepengurusan juga menghadirkan sistem pendataan kapasitas dan kinerja yang harus diisi secara mandiri oleh Pengurus Wilayah (PW) maupun Pengurus Cabang (PC). Data ini akan diverifikasi oleh PBNU dan mencakup delapan indikator utama, yakni perkumpulan, aset, aktivitas, administrasi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan BUMNU.
Setelah data diisi, sistem akan menghitung skor kinerja sementara secara otomatis, sebelum dilakukan verifikasi dan penilaian akhir oleh PBNU. Dalam tahap pengembangan selanjutnya, Digdaya Kepengurusan juga akan memuat fitur pengelolaan agenda dan kegiatan kelembagaan, serta fasilitas untuk pengajuan Surat Keputusan (SK) dan Pergantian Antar Waktu (PAW). Fitur-fitur tersebut dirancang untuk menyempurnakan ekosistem pelayanan organisasi berbasis digital di tubuh NU.
Ketua Tim Transformasi Digital PBNU Arif Faqihuddin menyatakan bahwa Digdaya Kepengurusan dirancang tidak hanya sebagai alat bantu administratif, melainkan sebagai tulang punggung ekosistem digital NU yang solid.
“Digdaya bukan sekadar aplikasi. Ini adalah fondasi bagi budaya digital baru di lingkungan Nahdlatul Ulama. Ia menyatukan data, kaderisasi, kinerja, dan pelayanan publik ke dalam satu sistem yang rapi dan terstandar,” jelas Arif pada peluncuran tersebut.
Ia menambahkan bahwa platform ini juga akan sangat membantu PBNU dalam proses verifikasi dan validasi kinerja pengurus, tanpa harus menugaskan banyak asesor secara fisik.
“Dulu kita bayangkan betapa rumitnya memverifikasi kinerja seluruh wilayah dan cabang. Tapi dengan Digdaya Kepengurusan, semua itu menjadi lebih mudah, murah, dan efisien,” tambahnya.
Baca juga:
Resmi Dimulai, PBNU Luncurkan Digdaya Persuratan untuk Tingkat PCNU
Sistem ini telah diuji dan dibuktikan melalui platform Digdaya Persuratan, yang selama 10 bulan terakhir mencatat sebanyak 8.460 pengurus yang telah terinput, 5.489 pengurus yang aktif login, dan lebih dari 13.000 surat resmi yang diterbitkan secara digital.
Terpisah, Ketua PCNU Kota Bandung KH. Ahmad Haedar menyatakan kesiapannya mensukseskan program Inovatif PBNU mulai dari Digdaya Persuratan yang sudah berjalan dan juga Digdaya Kepengurusan yang baru diluncurkan.
“Digitalisasi manajemen organisasi merupakan keniscayaan zaman, oleh karena itu PCNU Kota Bandung beserta jajaran pengurus, dengan seluruh sumber daya yang dimiliki siap mensukseskan transformasi digital yang digagas PBNU,” ujarnya.
Digdaya Kepengurusan dapat diakses secara nasional melalui situs resmi digdaya.nu.id/kepengurusan. Dengan semangat konsolidasi digital ini, PBNU berharap seluruh pengurus, dari tingkat pusat hingga daerah, dapat bersinergi mendukung sistem baru ini demi pelayanan yang lebih baik kepada jamaah dan warga NU di seluruh Indonesia.