Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Buahbatu menggelar kaderisasi yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Margasari Cijawura, Kota Bandung, Jum’at-Ahad (25-27/4/2024).
Kegiatan kaderisasi ini merupakan Pendidikan Kader yang untuk pertama kalinya di laksanakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU).
“Ya, ini yang pertama kalinya di laksanakan oleh MWCNU di tingkat Kota Bandung dan ini menjadi suatu kebanggan bagi kami,” ungkap KH. Umar Rosadi, Ketua Tanfidziyah MWCNU Buahbatu di dampingi Ust. Asep Yana Mulyana, Ketua Panitia Pelaksana pada saat pembukaan kegiatan.
Menurutnya, selain menjadi syarat pengurus NU yang diwajibkan mengikuti kaderisasi tingkat dasar, tujuan diselenggarakannya kaderisasi adalah untuk meningkatkan kapasitas dari pengurus NU guna membentuk kader NU yang militan dan bertanggung jawab. Juga dapat memperkuat sistem kaderisasi NU di setiap lini di tengah masyarakat.
Sementara Ust. Asep Yana Mulyana mengungkapkan bahwa tercatat ada 60 calon kader yang akan mengikuti kaderisasi yang akan dilaksanakan dari Tanggal 25-27 April 2025.
“Peserta kaderisasi saat ini terdiri dari Pengurus MWC, Ranting, Banom, Tenaga Pendidik dan Santri Senior di Lembaga Pendidikan NU,” ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan pembukaan KH. Khoirudin Aly Rais Syuriah PCNU Kota Bandung, KH. Tatang Astarudin Katib Syuriah PCNU Kota Bandung, KH. Ahmad Haedar Ketua Tanfidzyah PCNU Kota Bandung, KH. Asep Usman Rosadi Pimpinan Pondok Pesantren Margasari Cijawura dan pengurus PCNU Kota Bandung lainnya. Sementara dari Instruktur dihadiri oleh Koordinator Tim Instruktur PBNU, KH. Muhammad Zimamul Adli beserta 5 anggota tim instruktur lainnya.
Baca juga:
KH. Tatang Astarudin mewakili rais syuriah dalam taujihatnya menyampaikan pentingnya kader NU memahami lebih mendalam tentang arah, tujuan dan gerakan NU secara menyeluruh. Menurutnya, saat ini setidaknya ada lima agenda besar yang harus dan sedang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama baik secara kultural maupun struktural. Pertama, menggerakkan seluruh potensi Nahdlatul Ulama melalui kaderisasi yang masif dan terstruktur; Kedua, kemandirian jam’iyyah dan jama’ah dari aspek finansial melalui berbagai macam strategi; Ketiga, diversifikasi aktivisme NU di semua tingkatan; Keempat, modernisasi dan digitalisasi manajemen dan tata kelola organisasi serta peningkatan kapasitas SDM; Kelima, repositioning NU dalam dinamika interaksi di tingkat global.
“Melalui kaderisasi inilah diharapkan terbentuk kader yang militan, tangguh, dan berdedikasi tinggi. Dengan memiliki kader yang berkualitas dan berdedikasi, diharapkan NU dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutup KH. Tatang Astarudin yang juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Kota Bandung.
Sementara Koordinator Tim Instruktur PBNU, KH. Muhammad Zimamul Adli yang akrab dipanggil Gus Zimam mengucapkan apresiasi dan penghargaan kepada PCNU Kota Bandung yang senantiasa mengawal dan menjadikan kaderisasi sebagai prioritas agenda PCNU Kota Bandung.
Gus Zimam juga mengucapkan apresiasi kepada para peserta yang megikuti kegiatan ini. Tim instruktur nantinya akan memberikan pembekalan dasar kepada kader NU agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi.
Baca juga:
“Problem terbesar kaderisasi di NU saat ini karena banyak yang merasa sudah memahami NU, karena sejak lahir sudah NU, bahkan nenek moyangnya sudah NU. Tetapi ketika diberi amanah tidak tahu apa yang harus dilakukan di NU, buktinya berapa orang yang hadir ketika diundang rapat”, tuturnya.
Kegiatan ini dibuka secara resmi dengan ditandai pemukulan rebana oleh Koordinator Tim Instruktur PBNU dan diakhiri dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh Rais Syuriah PCNU Kota Bandung, KH. Khoirudin Aly.