Konfercab XIX PC NU Kota Bandung menjadi momen penting untuk menyatukan energi dan potensi NU Kota Bandung untuk membangun kemandirian jam’iyyah dan jama’ah di abad kedua Nahdlatul Ulama. Berangkat dari hal tersebut, panitia Konfercab XIX PC NU Kota Bandung menggelar Halaqah Kebangsaan dengan tema “Penguatan Aswaja dan Optimalisasi Potensi untuk Membangun Kemandirian Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.”
Acara yang berlangsung pada Rabu (27/09/2023) di Pondok Pesantren Nurul Iman Cibaduyut tersebut diikuti dengan antusias oleh pengurus MWC dan Ranting NU se-Kota Bandung. Hadir sebagai pembicara dalam halaqah ini, yakni Drs. H. Nu’man Abdul hakim (Mustasyar PWNU Jabar dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2003-2008), Dr. KH. Ramdan Fauzi (A’wan PWNU Jabar) dan beberapa perwakilan MWC NU Kota Bandung.
Sekretaris panitia Konfercab XIX, H. Iik Abdul Chalik yang akrab disapa Kang Iik, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda Pra Konfercab XIX yang pelaksanaannya masih menunggu keputusan dari PBNU. Selain sebagai ajang silaturahmi dan menyatukan kekuatan NU Kota Bandung, kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaring usulan program dan rekomendasi dalam rangka penyusunan draft program dan rekomendasi untuk dibahas nanti di persidangan Konfercab XIX.
“Secara legalitas, kegiatan ini adalah agenda Pra Konfercab XIX sesuai SK kepanitiaan dengan tujuan untuk melibatkan pengurus di tingkat MWC dan ranting dalam merumuskan arah NU Kota Bandung ke depan”, tegas Kang Iik yang juga salahsatu Pengasuh Pondok Pesantren Sirnamiskin ini.
Ia menjelaskan, panitia telah menghimpun berbagai macam usulan program dan rekomendasi, baik secara lisan maupun tertulis dari peserta dan akan diserahkan kepada panitia SC untuk ditindaklanjuti.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Konfercab XIX, KH. Ahmad Haedar, menjelaskan pentingnya silaturahmi antar stakeholder di lingkungan NU Kota Bandung dan harus sering dilakukan kegiatan semacam ini, terlebih pengurus PC, MWC dan Ranting, termasuk juga lembaga dan banom. Hal ini untuk menjaga kohesifitas dan kekompakan antar pengurus, agar maqasid utama yakni cita-cita Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah dapat tercapai dengan baik.
“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini bisa sering dilakukan. Sekarang di Pesantren Nurul Iman, nanti bisa di pesantren atau MWC yang lain, kita berkeliling”, kata Kyai yang akrab disapa Kang Mamad ini.
Kang Mamad berharap dengan kegiatan Halaqah Kebangsaan tersebut semua pengurus dapat menanamkan semangat juang untuk kemajuan bangsa dan agama.
“Saya harap dengan kegiatan ini, semua kader NU Kota Bandung bisa menanamkan semangat juang yang tinggi demi kemajuan bangsa dan agama, khususnya jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang kita cintai ini. Kami ucapkan jazakallah ahsanal jaza kepada seluruh panitia dan peserta, terutama kepada pimpinan pesantren Nurul Iman atas kesediaannya menjadi tuan rumah kegiatan ini”, pungkasnya.
Sementara Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Iman, KH. Khoeruddin Ali, mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh panitia Konfercab XIX PC NU Kota Bandung ini.
“Kegiatan semacam ini, merupakan Inisiatif cemerlang untuk membangun NU Kota Bandung ke depan. Saya sangat mengapresiasi positif, dan berharap bisa menjadi kegiatan yang lebih bermakna untuk mempererat ukhuwah antar pengurus. Hadratusyeikh KH. Hasyim Asy’ari sendiri sangat intens, perhatian dan berupaya mendorong persatuan, membangun ukhuwah. Bagaimana beliau menjaga persatuan diantara umat, itu yang patut kita teladani.” tutur KH. Khoeruddin Ali dalam sambutannya.
Sebagai narasumber, Drs. H. Nu’man Abdul Hakim memaparkan bahwa berdasarkan survei LSI Denny JA, Agustus 2023, 56,9 persen atau lebih dari separuh populasi Indonesia menyatakan diri sebagai bagian dari NU. “Ini kekuatan besar apabila dapat dikonsolidasikan menjadi gerakan untuk kemaslahatan bangsa,” ucap Kang Nu’man.
Menurutnya, peran NU sangat strategis, baik secara historis dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia juga dalam membangun peradaban bangsa pasca kemerdekaan hingga saat ini. Untuk itu, Kang Nu’man mengajak segenap pengurus dan warga NU Kota Bandung, untuk kembali membangun semangat ke-NU-an seperti yang ditanamkan oleh para pendiri dan perintis NU.
Lebih jauh Kang Nu’man menjelaskan, ada tiga misi utama yang diemban oleh kader-kader NU sebagaimana diajarkan oleh para muassis NU. Pertama, menjaga nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah, kedua memerangi kebodohan, dan ketiga melawan kedzaliman.
Oleh karena itu, dalam konteks suksesi kepemimpinan di NU Kota Bandung, Kang Nu’man berpesan agar menghindari hal yang bersifat merusak nilai-nilai ke-NU-an, misalnya tawaran yang bersifat pembelian suara.
“Ini merupakan pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang dikembangkan oleh para pendiri dan perintis NU. NU itu bukan untuk merebut kekuasaan seperti itu, tapi untuk berkhidmat”, pesannya.
Senada, Dr. KH. Ramdan Fauzi menjelaskan tentang pentingnya memahami nilai-nilai berdirinya NU sebagai jam’iyyah diniyyah ijtima’yyah (organisasi keagamaan dan sosial-kemasyarakatan). Menurutnya, Nahdlatul Ulama didirikan untuk mencapai dan mewujudkan pengabdian (khidmah) nyata atas problem-problem yang terjadi di tengah masyarakat.
“Perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh para ulama pesantren terdahulu menunjukkan kepada kita bahwa NU didirikan dengan semangat khidmah luar biasa, bukan dilakukan untuk mengejar hal-hal yang bersifat materil semata”, pungkasnya.
Dalam kegiatan Halaqah Kebangsaan ini, turut memberikan motivasi dan usulan dari KH. Anwar Munawar (Rais MWC Cicendo), Buya Asep Saefudin (Ketua Tanfidz MWC Ujungberung) dan seluruh peserta halaqah yang disampaikan secara tertulis.
